June 3, 2011

Dilema Inflasi, Suku Bunga dan Anggaran

(Vibiznews – Economy) – Memasuki tahun 2011 ini isu utama yang berkembang di seluruh dunia adalah mengenai permasalahan inflasi (18/01). Inflasi menjadi topik hangat di seluruh dunia setelah China berkali-kali melakukan langkah untuk menggencet pertumbuhannya.

Di bulan November lalu data terakhir dari China memperlihatkan bahwa inflasi di negara ini melonjak mencapai level tertinggi dalam 28 bulan terakhir. Angka inflasi yang dipicu indeks harga barang-barang kebutuhan pokok yang melonjak hingga 5.1% year-on-year pada bulan November yang di luar perkiraan sebelumnya.

Sementara itu kondisi yang terjadi di dalam negeri juga memberikan sinyal bahwa inflasi menjadi ancaman di tahun ini. Target inflasi di tahun 2010 yang berada di kisaran 5 – 5.5% tampaknya akan terlampaui. Tercatat di bulan Desember lalu inflasi yoy mencapai angka 6.96% dengan inflasi bulanan sebesar 0.92%. Kenaikan harga pangan lebih dari 15 persen dan transakportasi 2,69 persen membuat kenaikan inflasi cukup signifikan di tahun 2010 lalu.

Dilema Inflasi dan Suku Bunga
Kebijakan quantitative easing yang dilakukan oleh Fed telah mengakibatkan jumlah uang beredar mengalami kenaikan sehingga secara logis harga komoditas global mengalami kenaikan yang signifikan. Harga minyak mentah bergerak menguat dan bertahan di atas level 90 dolar per barel sejak 11 Januari lalu.

Kenaikan harga minyak mentah ini mengakibatkan kekhawatiran akan makin lajunya inflasi dalam negeri di tahun 2011 ini. Sayangnya salah satu kebijakan yang dapat mencegah laju inflasi yaitu meningkatkan suku bunga juga bukan merupakan pilihan terbaik untuk saat ini bagi Indonesia.

Derasnya aliran dana asing yang masuk ke dalam portofolio dalam negeri telah menjadi kekhawatiran tersendiri. Dengan kebijakan quantitative easing memang dana asing membanjiri negara-negara emerging markets yang memiliki nilai jual baik seperti Indonesia. Permasalahannya adalah derasnya aliran dana asing tersebut memilik potensi overheat dan mengalami sudden reversal sehingga dapat mengakibatkan crash yang berbahaya bagi ekonomi.

Kondisi ini terutama didorong kondisi infrastruktur dalam negeri yang belum siap apabila dana asing yang masuk tersebut ingin dialihkan ke dalam sector riil yang lebih aman.

Maraknya dana asing ini mengakibatkan BI cenderung enggan untuk menaikkan suku bunga karena dengan kenaikan suku bunga justru akan meningkatkan minat investasi dalam portofolio dalam negeri. Meskipun demikian tampaknya jika inflasi tidak lagi dapat dibendung, BI akan terpaksa untuk menaikkan suku bunga. Potensi memburuknya inflasi, terutama berkaitan dengan pangan dan sumber energi ini tercermin terus dari kenaikan harga komoditas di tingkat global.

Tekanan Kenaikan Harga Minyak Turut Pengaruhi Anggaran
Kenaikan harga komoditas global, terutama minyak mentah memberikan kekhawatiran lain, yaitu mengenai anggaran Indonesia. Dengan harga minyak mentah yang makin mendekati level 100 dolar per barel, kemungkinan kenaikan harga jual BBM dalam negeri makin mengintai. Kenaikan harga jual BBM ini tampaknya akan sulit sekali dihindari terutama karena rencana pembatasan BBM banyak mendapatkan tentangan karena rawan terjadi pasar gelap.

Satu-satunya jalan yang logis apabila harga minyak mentah dunia makin menguat adalah dengan mencabut subsidi BBM dan menaikkan harga jual BBM dalam negeri. Kebijakan ini memang akan menaikkan inflasi dalam jangka pendek akan tetapi justru akan bermanfaat dalan jangka panjang karena dengan kebijakan menaikkan inflasi akan menghapuskan inflation overhang atau tingginya ekspektasi inflasi yang belum terealisasi.

Kebijakan pemerintah juga dapat diarahkan menjadi kebijakan yang lebih pro rakyat miskin dengan mengalokasikan subsidi yang sedianya untuk BBM ke dalam program-program pengentasan kemiskinan terutama sekali yang berkaitan dengan pangan dan kesehatan.

1 comment:

**** Kali Lima **** said...

Suku bungan bisa menjadi salahs atu daya tarik investor menanamkan uangnya sehingga hal ini bisa menjadi salah satu cara yang baik bagi trader melakukan pembeliajn karena kenaikan mata uang dan hal ini saya lakukan juga dalam trading yang saya lakukan di broker octafx dengan minimal deposit hanya 5$