December 8, 2011

Uni Eropa Pangkas Bantuan ke Indonesia Akibat Krisis yang Semakin Parah

Kamis, 08 Desember 2011 11:00 WIB

(Vibiznews-Economy)  Krisis yang tak kunjung terselesaikan membuat Eropa harus berhemat. Salah satunya adalah dengan mengurangi bantuan ke 19 negara berkembang, termasuk Indonesia, China, India dan Brasil.

Total 19 negara yang akan kehilangan bantuan dari Uni Eropa adalah Argentina, Brasil, Chili, China, Kolombia, Costa Rica, Ekuador, Kazakhstan, India, Indonesia, Iran, Malaysia, Maladewa, Meksiko, Panama, Peru, Thailand, Venezuela, dan uruguay.

Komisi Pembangunan Uni Eropa Andris Pielbags mengakui keputusan itu akan mengubah hubungan mereka dengan negara-negara berkembang dan fokus bantuan kepada negara-negara paling miskin untuk periode 2014 dan 2020.

Keputusan itu dicapai dalam konteks perubahan yang lebih luas untuk belanja eksternal Uni Eropa karena harus mengadaptasi rencana anggaran jangka panjang dalam kondisi finansial yang lebih ketat serta meningkatnya semacam rival pada tahapan perekonomian global.

Sebanyak 27 negara Uni Eropa kini merupakan donor terbesar dunia, dengan bantuan mencapai 50% dari bantuan dunia yang dialirkan sebesar US$ 72 miliar tahun lalu. Komisi Eropa tercatat mengelola 20% dari bantuan itu atau sekitar 11 miliar euro.

Komisi Eropa mengatakan, rincian kebijakan dari perubahan itu adalah akan meningkatkan volume dan porsi bantuan Uni Eropa kepada negara-negara yang sangat membutuhkan dan dimana Uni Eropa bisa mendapatkan dampak nyata, termasuk negara-negara yang rentan.

Di bawah anggaran tahun 2014 dan 2020, 19 negara itu tidak akan memperoleh lagi paket bantuan pengembangan sebesar US$ 77 miliar atau sekitar 57,5 miliar euro. Untuk periode tahun 2007-2013, sekitar 470 juta euro bantuan mengalir ke India, 170 juta euro mengalir ke China dan 61 juta euro mengalir ke Brasil.

Lembaga bantuan Eropa mengatakan, pendekatan itu bisa salah karena mengabaikan konsentrasi kemiskinan lokal yang besar di negara-negara yang rata-rata nasionalnya lebih besar.

"Komisi Eropa harus menjamin bantuan difokuskan pada penduduk paling miskin dan sektor yang paling dibutuhkan di dunia," jelas Sarah Kristin Johansen dari CONCORD Confederation yang mewakili lembaga bantuan nasional dan 1.600 organisasi non-pemerintah, seperti dilansir dari AFP, Kamis (8/12/2011).

Pielbags mengatakan, kantong kemiskinan masih di China namun nilai tambahan yang lebih bisa didapatkan dengan menghibahkan bantuan ke negara-negara seperti Mali dan Pantai Gading di Afrika.

"Sebuah data makro ekonomi rata-rata pada tingkat nasional telah menyembunyikan kemiskinan dan ketidaksetaraan di negara-negara. Bantuan harus dibuat untuk kepentingan strategis Uni Eropa," tambahnya.

No comments: