Senin, 26 September 2011 20:21 WIB
Pada akhir perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta sore hari ini terjadi penurunan tajam pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (26/09). Di awal minggu ini pasar keuangan sedang diliputi oleh kekhawatiran bahwa krisis ekonomi global pada 2008 akan terjadi lagi sekarang sehingga mata uang Asia termasuk rupiah tertekan hingga level Rp9.000 per dolar AS.
Nilai tukar mata uang rupiah pada transaksi Senin sore tertekan 343 poin ke posisi Rp9.103 dibanding sebelumnya Rp8.760 per dolar AS.
Pekan lalu pasar keuangan diliputi oleh kekhawatiran bahwa ekonomi global akan masuk kembali ke dalam resesi, pergerakan seperti tahun 2008 dikhawatirkan akan terjadi lagi sehingga mata uang safe haven seperti dolar kembali diburu.
Saham sektor perbankan yang menjadi motor ekonomi berguguran, hal itu memberi sinyal ke pasar bahwa ada ketakutan luas di kalangan pelaku pasar.
Kondisi saat ini hampir sama dengan kejadian 2008, di mana dolar AS ternyata masih menjadi "safe haven" meski peringkat hutang jangka panjangnya sempat diturunkan oleh lembaga pemeringkat utang Standard & Poor`s (S&P).
Dana Moneter Internasional telah memperingatkan dunia bahwa ekonomi global sudah memasuki fase berbahaya dan meminta para pengambil kebijakan dunia untuk segera bertindak dan memulai lagi langkah pemulihan ekonomi.
Sementara itu BI masih akan berusaha untuk melakukan intervensi ke pasar keuangan untuk mencegah kejatuhan yang makin dalam pada nilai tukar rupiah.
No comments:
Post a Comment