(Vibiznews - Business) - Pemerintah Jepang pada hari ini (19/5) mengumumkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi negaranya pada kuartal pertama tahun ini mengalami mengalami penurunan sebesar 0,9%, sedangkan untuk data tahunan mengalami penurunan menjadi 3,7%. Melemahnya perekonomian Jepang tersebut sesuai dengan prediksi sebelumnya dimana banyak pihak memperkirakan bahwa ekonomi Jepang akan mengalami penurunan akibat imbas gempa dan tsunami yang menerjang sebagian besar negara Jepang di pertengahan bulan Maret lalu.
Kekacauan ekonomi pun bahkan sempat terjadi di saat paska terjadinya bencana tersebut. Anjloknya tingkat konsumsi, tingginya permintaan akan uang, hancurnya infrastruktur sampai dengan anjloknya data produktifitas industri sudah barang terntu menjadi indikator yang lazim bagi pelemahan ekonomi Jepang. Bahkan imbas yang terjadi akibat bencana tersebut diperkirakan masih akan berlanjut sampai dengan akhir tahun ini. Prediksi tersebut cukup logis mengingat upaya rekonstruksi ekonomi dan pembangunan secara fisik masih terus berlangsung, tak terkecuali upaya penyelesaian kebocoran pipa nuklir di Fukushima yang masih belum mereda.
Pada periode kuartal pertama, data tingkat pengeluaran konsumen tercatat mengalami penurunan sebesar 0,6%. Data capital inflow turun 0,9% dan ner ekspor turun 0,2%. Turunnya data ekspor disebabkan oleh anjloknya industri otomotif dan elektronik yang menjadi tulang punggung sektor eksportir Jepang. Produsen otomotif terbesar di Jepang, Toyota Motor sebelumnya menyatakan bahwa paska gempa yang terjadi bulan Maret, profit kuartalan perusahaan tersebut mengalami penurunan sebesar 77% akibat macetnya produksi, distribusi hingga penjualan dalam jangka beberapa pekan paska gempa. Disisi lain, Nippon Steel Corp juga tercatat mengalami penurunan penjualan sebesar 7% di kuartal pertama. Kerugian terbesar yang dialami oleh Nippon Steel Corp ialah dalam bentuk rusaknya pabrik paska gempa. Pengaruh langsung dari pengumuman turunnya data GDP berpengaruh kepada pergerakan indeks Nikkei hari ini yang melemah 0,5%.
Sisi Lain Dampak Paket Stimulus
Bagi banyak kalangan terutama pengamat ekonomi, pelemahan ekonomi di kuartal pertama lalu menandakan bahwa ada sebuah tantangan tersendiri bagi perekonomian Jepang termasuk upaya pemerintah untuk dapat mengembalikan kondisi ekonomi seperti semula. Peran serta banyak pihak yang ditopang dari keseriusan usaha pemerintah meningkatkan performa di setiap sektor kebijakan. Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan bahkan langsung melakukan instruksi ke seluruh jajaran termasuk Bank Sentral untuk melakukan beberapa kebijakan strategis seperti penambahan uang beredar, pemotongan pajak bagi sektor industri sampai dengan pengucuran paket stimulus ekonomi.
Namun disisi lain, pengucuran paket stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah pada bulan lalu yang mencapai 49 miliar dollar (4 triliun yen) rupanya justru membawa sebuah imbas lanjutan. Pengamat menilai, upaya pemerintah Jepang untuk mengucurkan paket stimulus akan mebawa pengaruh kepada keuangan negara mengingat dampak kerugian gempa dan tsunami disinyalir mencapai 25 triliun yen dan membutuhkan sebuah pengeluaran besar negara dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sementara itu, Kristanto Nugroho, Komisaris Bursa Berjangka Jakarta menyatakan dengan diumumkannya pertumbuhan ekonomi Jepang sebesar minus 0.9% pada kuartal 1 tentunya sesuatu yang tidak mengejutkan bagi semua pihak, karena bencana yang sangat luas kerusakannya memang tidak bisa dihindarkan dari kerugian yang besar. Upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah Jepang dan pelaku bisnis di Jepang adalah menahan kehancuran ekonomi dan berusaha memperbaikinya. Salah satu contoh adalah perjuangan Toyota untuk menghidupkan dealer-nya di Sendai, sementara sanak keluarga karyawan yang kehilangan rumah masih tinggal di ruangan showroom dan bagian admin bekerja hanya dengan lilin, terus berusaha melakukan recovery terhadap hancurnya sekitar 410.000 unit kendaraan akibat tsunami, bahkan hanya 3 hari pasca bencana, dimana jalanan masih banyak terputus, Toyota telah mengirim 38 truck untuk memenuhi kebutuhan kendaraan angkut di daerah bencana.
No comments:
Post a Comment